Ghiboo.com - Apa jadinya bila empat wanita dipertemukan dan berbincang tentang "tema paling menarik sepanjang
zaman": Seks?
Esquire
dalam perbincangan sore di suatu tempat, menanyakan tentang seks kepada
psikolog Seks Zoya Amirin, aktris Nadila Ernesta, dokter Sonia
Wibisono, dan aktris Fifie Buntaran.
Esquire diajak menelusuri
peta pemikiran sophisticated dari empat kepala yang memperkaya wawasan
kami tentang kaum hawa. Percayalah, Anda pasti bisa jadi pria yang makin
diidamkan wanita setelah menyimak obrolan tersebut. Berani bertaruh?
Kepuasan Bercinta
Fifie : "Kepuasan dalam hubungan seks itu penting banget! (Fifie begitu bersemangat mengucapkannya)
Nadila : "Hmmm...." (Sementara Nadila harus terdiam beberapa detik untuk menjelaskan isi pikirannya)
F : "Sampai klimaks!"
N : "Kalau bisa sampai puas. It's worth it."
Sonia
: "Secara teori, kepuasan terbagi menjadi gairah, arousal, orgasme, dan
perasaannya. Wanita mengandalkan perasaan, sementara pria lebih
rasional. Aku sendiri merasa setelah lama menikah malah makin nyaman dan
mudah mendapat orgasme."
Zoya : "Seperti yang tadi Sonia bilang,
lamanya usia pernikahan sebenarnya jangan dilihat sebagai masa
membosankan. Namun malah makin nyaman karena sudah mengenal pasangan.
"Kepuasan
seksual ada dua, pleasure dan satisfaction. Pleasure itu berhubungan
dengan kuantitas, sepeti berapa kali, gayanya seperti apa, dan di mana
melakukannya.
"Pleasure bisa diraih dengan orgasme. Wanita
terkenal suka memalsukan orgasme. Coba nonton film When Harry Met Sally
yang adegan Sally berpura-pura orgasme di tengah- tengah restoran.
"Karena
ya memang benar wanita suka memalsukan. Istilahnya, wanita bisa sambil
baca koran dan ngopi, sementara prianya 'sibuk' sendiri dan sang wanita
bisa berkata: 'Sudah atau belum, Sayang?'"
Fifie : "Yah, pokoknya
aku paling suka dengan tipikal foreplay yang 'niat'. Aku pakai
lingerie, terus prianya beli wine atau mawar."
Nadila : "Kalau aku tidak terlalu 'main' dengan lingerie."
Fifie : "Ya memang sih, kalau kepepet ya pasti tidak sempat lagi [pakai lingerie]. Hahaha..."
Tentang "Dildo Alternatif"
Zoya: "Aku pernah menangani kasus unik ketika sedang praktik di rumah sakit. Ada klien yang menggunakan bohlam sebagai dildo!"
Sonia : "Lha, kalau pecah bagaimana?"
Zoya
: "Bohlam itu pecah di dalam ketika orgasme! Aku sebagai psikolog
klinis kan biasa dipanggil kalau ada kasus ada percobaan bunuh diri atau
pemerkosaan, yang biasanya suasananya depresif.
"Makanya ketika
saya sampai ke UGD, aku lihat kok ia malah cengengesan. Oh, ternyata,
ia senang dengan yang hangat-hangat. Kenapa tidak pakai wortel impor
yang direbus setengah matang saja ya? Kan rasanya hangat tuh.
"Orang
tersebut bilang, kalau biasanya bohlam tidak pecah. Berarti sudah
sering ya [menggunakan bohlam sebagai alternatif dildo]?"
Sonia :
"Waktu masih muda, kita kayaknya lebih liar ya, segala sesuatu bisa
masuk. Tapi ini...wow!" (Sonia tak sanggup berkata-kata).
Zoya :
"Di UGD memang sering ada kejadian aneh-aneh. Paling banyak kasus di
daerah Surabaya yang banyak kejadian wanita menggunakan pisang sebagai
dildo yang dimasukkan olehnya sendiri ke vaginanya. Wanita memang ajaib
deh!"
Nadila : "Aku tahu soal dildo sih sudah dari SMA. Tapi baru punya tidak lama ini. Aku takut deh kalau ini ditulis, kesannya aku
wild banget, hehehe. Anyway, sex shop paling menyenangkan di mana sih?"
Fifie
: "Amsterdam. Segala macam ada di sana. Aku pertama kali pas SMA. Kan
aku bersekolah di sekolah homogen yang cewek semua. Teman-teman di
sekolah yang 'mengompori'. Mereka bilang, 'Ayo, cepetan!' Eh, ini kita
sedang ngomingin apa sih? Dildo ya? Aku baru punya dildo pas 2006. Aku
kira pertama kali having sex."
http://gayahidup.plasa.msn.com